Minggu, 31 Oktober 2021

B. GLOBALISASI

 Globalisasi diambil dari kata global (universal). Orang yang pertama kali menggunakan istilah globalisasi adalah Theodore Levitte pada tahun 1985.

1.      Bentuk Globalisasi

a.    Globalisasi Bidang Budaya

Dalam globalisasi budaya disebarkanlah kesamaan semua kebudayaan di dunia. Budaya global melintasi ruang dan waktu melalui teknologi komunikasi dan transportasi. Budaya global akan masuk ke negara mana saja yang mengikuti arus globalisasi. Dengan globalisasi budaya semacam ini pelan-pelan budaya lokal dapat tergeser. Untuk memahami berbagai contoh globalisasi budaya lakukanlah kegiatan berikut!
1. Amatilah globalisasi yang terjadi di Indonesia!

2. Apa yang dapat kamu kemukakan dari hasil pengamatanmu?

3. Analisislah beberapa hal berkaitan dengan globalisasi budaya berikut!

      Globalisasi pada aspek nilai contohnya...

      Globalisasi pada aspek simbol contohnya...

      Globalisasi pada aspek teknologi contohnya...

Tulislah hasil pengamatanmu di buku tugas! Pada pertemuan berikutnya presentasikan kesimpulan dari hasil pengamatan dan analisis yang Anda lakukan.

b.    Globalisasi Bidang Komunikasi

Komunikasi merupakanproses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain.Globalisasi dalam bidang komunikasi dapat dilihat dari kemajuan teknologikomunikasi. Awalnya masyarakat Indonesia berkomunikasi dengan cara tradisional. Kemudian mulai mengalami perkembangan dalam teknologi telepon, handphone, internet serta media sosial yang ada sekarang ini.

c.    Globalisasi Bidang Ekonomi

Globalisasi di bidang ekonomi merupakan suatu aktivitas ekonomi dan perdagangan secara global dan terbuka. Dalam globalisasi ekonomi berbagai negara di dunia menjadi pasar yang satu dan semakin terintegrasi tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan antarnegara. Perdagangan bebas adalah sistem perdagangan yang makin luas dan menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan internasional.

d.    Globalisasi Bidang IPTEK

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong semakin cepatnya globalisasi.Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek) merupakan kekuatan utama dalammeningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan dan peradaban suatu bangsa. Pada dasarnya ilmu pengetahuan merupakan teori-teori yang dirumuskan secara tetap sementara teknologi adalah praktek atau ilmu terapan dari teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. Dapatkah kamu menemukan contoh perkembangan iptek yang membawa manfaat besar dalam kehidupan manusia?.

Tujuan utama perkembangan globalisasi iptek adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat, dan aman.

e.    Globalisasi Bidang Transportasi

Transportasi adalah pemindahan barang, atau manusia dari tempat satu ke tempat yang lain. Peranan transportasi sangatlah penting dalam suatu negara. Produsen, distributor ataupun konsumen membutuhkan transportasi dalam melakukan aktivitasnya.

Beberapa faktor membuat globalisasi di bidang ini menjadi semakin berkembang, antara lain:

1)    Manusia menginginkan perubahan karena mereka menuntut hidup yang lebih mudah dan praktis.

2)    Perkembangan teknologi yang ditandai semakin majunya pendidikan

3)    Perkembangan di bidang telekomunikasi yang membuat perkembangan alat transportasi diberitakan dengan cepat ke seluruh penjuru dunia.

 

2.      Dampak Globalisasi

a.    Dampak Positif Globalisasi

1). Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

2). Meningkatnya Efektivitas dan Efisiensi

3). Perekonomian Suatu Negara Semakin Meningkat

4). Meningkatnya Taraf Hidup Masyarakat

5). Komunikasi Semakin Cepat dan Mudah

6). Berkembangnya Dunia Pariwisata

7). Perkembangan Alat Komunikasi dan Keterbukaan Informasi

            b. Dampak Negatif Globalisasi

                  1). Westernisasi

                  2). Demoralisasi

                  3). Kesenjangan Sosial Ekonomi

                  4). Kriminalitas

                  5). Pencemaran Lingkungan

                  6). Kenakalan Remaja

                  7). Individualisme yang Semakin Tinggi

 

3.      Upaya Menghadapi Globalisasi

a. Upaya Menghadapi Gobalisasi Budaya

    Dalam globalisasi yang merambah bidang budaya, masyarakat seharusnya selektif memilih budaya dari luar dengan mengambil kebudayaan-kebudayaan yang sesuai dengan kebudayaan lokal. Budaya lokal juga harus diangkat kembali agar tidak tergerus dan hilang akibat globalisasi. Upaya yang dapat dilakukan di antaranya dengan mengadakan berbagai macam pameran, seminar, lomba kebudayaan, dan masih banyak lagi. Kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun harus pula tetap dilestarikan agar tidak ada bagian yang tertinggal. Untuk mendukung hal tersebut dapat pula dilakukan dengan menjaga tempat bersejarah, wisata budaya, wisata alam, dan berbagai hal yang berkaitan dengan adat istiadat daerah.

 

b.    Upaya Menghadapi Globalisasi IPTEK

Upaya menghadapi globalisasi di bidang IPTEK diantaranya dapat ditempuh dengan menyaring informasi yang baik dan bermanfaat. Selain itu diperlukan adanya pengawasan dari semua pihak agar informasi yang beredar di masyarakat tidak membawa dampak negatif terutama untuk kalangan muda. Masyarakat juga harus berusaha mengikuti perkembangan IPTEK agar tidak tertinggal dari negara lain serta tidak mudah terpengaruh informasi yang masuk dari luar. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

1) Berkompetisi dalam kemajuan iptek.
2) Meningkatkan motif berprestasi.
3) Meningkatkan kualitas/mutu Sumber Daya Manusia terutama di bidang penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar kita mampu bersaing.
4) Selalu berorientasi ke masa depan.
5) Meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala bidang sehingga tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain.

 

            c. Upaya Menghadapi Globalisasi Ekonom

Beberapa upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi adalah:
1) Menyiapkan SDM yang kompeten, kompetitif dan memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi kompetisi globalisasi.
2) Melaksanakan standarisasi dan sertifikasi bagi perusahaan dan lembaga pemerintah untuk citra, kesungguhan dan kualitas produk.
3) Menghilangkan korupsi, kolusi, nepotisme dan manipulasi.
4) Mendorong pengusaha-pengusaha lokal khususnya pengusaha kecil dan menengah untuk berkompetisi secara sehat.
5) Mendorong munculnya produk-produk kreatif dan inovatif dari masyarakat Indonesia.


d. Upaya Menghadapi Globalisasi Komunikasi

Komunikasi yang berkembang di era globalisasi sangat besar manfaatnya dalam kehidupan masyarakat. Namun demikian penggunaan alat komunikasi juga sebaiknya dilihat kebermanfaatannya. Upaya yang dapat dilakukan dalam upaya globalisasi di bidang komunikasi:
1) Memilih dan memanfaatkan alat komunikasi secara tepat dan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.

2) Memanfaatkan alat komunikasi demi kemajuan masa depan dan tidak menyalahgunakannya.
3) Memilih informasi dengan tepat dan bijaksana agar tidak mudah terpengaruh dan terhasut oleh informasi yang salah.


e. Upaya Menghadapi Globalisasi Tranportasi

Globalisasi di bidang transportasi telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam pemilihan alat transportasi. Alat transportasi yang modern dan cepat dalam membantu mobilitas manusia menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan alat transportasi. Cara menghadapi agar globalisasi di bidang transportasi lebih tepat dan efisien:

1) Memanfaatkan alat transportasi sesuai dengan jarak dan waktunya.
2) Menggunakan alat transportasi tidak berlebihan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.
3) Menjaga keberadaan alat transportasi lokal sebagai salah satu khasanah budaya.

SPENSA MEMPERTAHANKAN TRADISI JUARA

 

            SMP Negeri 1 Ngawi yang dibranding dengan motto SPENSA JUARA DAN BERBUDAYA memang sangat layak. Tradisi juara merupakan bukti nyata bahwa SMP Negeri 1 Ngawi gudangnya para juara. Dalam lomba pidato tingkat Kabupaten Ngawi yang diselenggarakan pada hari Minggu 31 Oktober 2021 siswa-siswi SMP Negeri 1 Ngawi merebut juara bergengsi tingkat SMP/MTs. Lomba yang berlangsung di Pendopo Wedya Graha diselenggarakan dalam  rangka memperingati Maulud Nabi Muhamad SAW Tahun 1433 H/2021 M.

            Tema lomba “Meneladani Akhkak Rosululloh SAW Dalam Membentuk Kesholehan Sosial Pada Masa Pandemi Covid 19” diharapkan mampu membangkitkan nilai-nilai positip dalam rangka menanamkan karakter terpuji pada generasi muda. ADITYA YUSUF PRANATA tampil memukau di hadapan para juri dan dinobatkan menjadi juara I putra tingkat SMP/MTs. Sedangkan AULIA IKA PUTRI WICAKSONO yang berhasil merampas perhatian para juri dinobatkan menjadi juara II putri tingkat SMP/MTs. Keberhasilan ADITYA YUSUF PRANATA siswa kelas 9 SMP Negeri 1 Ngawi dan AULIA IKA PUTRI WICAKSONO siswi kelas 7 SMP Negeri sebagai pembuktian yang tak terbantahkan bahwa SPENSA layak disebut gudangnya para juara. Tradisi juara sudah melekat sepanjang sejarah perjalanan sekolah tertua dan favorit di kabupaten Ngawi ini.

            Penyerahan tropy dan uang pembinaan kepada para juara dari panitia berlangsung hari itu juga di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi.  

Penyerahan Tropy dan Uang Pembinaan kepada para juara. Duta SMPN 1 mengenakan jas merah

 

Minggu, 24 Oktober 2021

GLOBALISASI TANTANGAN BAGI PENDIDIK

 Budi Hantara, S.Pd.

 

          Secara populer, globalisasi berarti menyebarnya segala seuatu secara cepat ke seluruh dunia. Globalisasi juga dapat dipandang  menyempitnya  dunia dan  intensifikasi  kesadaran bahwa dunia suatu keseluruhan. Definisi tersebut senada pendapat C. Sri Widayati, dkk. dalam bukunya Reformasi Pendidikan Dasar (Gresindo, Jakarta, 2002) yang menyatakan bahwa:

Globalisasi bagian perubahan ruang, gerak, dan waktu dari nilai-nilai manusia universal menuju spektrum keluarga besar masyarakat dunia (global citizen) dengan konsekuensi terjadinya benturan nilai dan kepentingan. Global citizen melahirkan global values yang merupakan paradigma masyarakat baru dunia usaha, yang suka atau tidak suka harus mulai disiapkan di Indonesia. Jika tidak disiapkan serius, Indonesia akan tertinggal dalam persaingan global yang sekaligus memunculkan peluang-peluang usaha baru akibat kemajuan teknologi dan arus informasi global.


Dengan ditandai perkembangan pesat bidang teknologi informasi di era ini, batas-batas antarnegara menjadi sangat tidak jelas lagi. Globalisasi menciptakan dunia makin terbuka dan saling ketergantungan antarnegara/antarbangsa. Akibatnya,   semua   negara   akan   terbuka   pula   terhadap pengaruh globalisasi, termasuk di dalamnya tatanan nilai yang dianut  suatu  bangsa.  Salah  satu  implikasi  pada  tata  nilai adalah globalisasi makin membuka lebar hadirnya nilai materialisme, konsumerisme, hedonisme, kekerasan dan narkob yang   dapat   merusak   moral   bangs khususnya generasi  muda.  Seiring  kemajuan  teknologi  informasi,  nilai- nilai   tersebu tak   mungkin   terbendung.   Demikian   Paul Suparno menegaskan. (Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendari, halaman 91).

Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat tak mungkin kita hindari, melainkan harus kita hadapi. Sixtus Tanje memberikan contoh ambivalensi globalisasi yang perlu disikapi para pendidik adalah:

1. Globalisasi    menghadirkan    pesona    “kecepatan”    tetapi menimbulkan “kedangkalan pemahaman pada anak didik.

2. Globalisasi    menguntungkan    bagi    yang    berpikir    dan bertindak cepattetapi celaka bagi orang yang berpikir dan bertindak lambat.

3. Globalisasi  akan  “memudahkan  membuahubungan  dan mengatasi jarak wilayah (lokalitas) tetapi “adanya ketidakpekaan pada akar dan ciri-ciri budaya lokal.

4. Globalisasi   akan   “memunculkan   potensi   menyelesaikan masalah secara cepat pada skala global” tetapi “menjadi beban keluasan lingkup pada skala penyebab masalah”.

 

 

Memanfaatkan Globalisasi

Para pendidik harus siap menghadapi tantangan globalisasi. Permasalahannya bukan bagaimana cara membendung  dampak  negatif  kemajuan  ilmu  pengetahuan dan teknologi di era globalisasi, melainkan bagaimana cara memanfaatkan globalisasi untuk memajukan berbagai aspek kehidupan bangsa. Caranya dengan menerapkan strategi pendidikan yang mampu menyiapkan anak memiliki nilai-nilai (values) yang dibutuhkan untuk bersaing di era globalisasi dan informasi.  Tidak  ada  salahnya  kita  belajar  dari  kebijakan Jepang yang sukses melahirkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing tinggi. Jepang menggariskan tiga konsep pembaruan pendidikan (Japanese Goverment Policies in Education, 1992)

1. Pertama, menekankan sistem belajar seumur hidup.

2. Kedua,   lebih    menekankan   pentingnya   perkembangan individu berkaitan sikap mental positif, rajin, tekun, bekerja keras, konstruktif, bertanggung jawab, dan setia.

3. Ketiga, membuat struktur pendidikan yang dapat mengikuti perubahan kontemporer, seperti internalisasi dan pembangunan ke arah masyarakat yang berorientasi informasi dan teknologi.

4. Globalisasi   akan   “memunculkan   potensi   menyelesaikan masalah secara cepat pada skala global” tetapi “menjadi beban keluasan lingkup pada skala penyebab masalah”.


Memanfaatkan Globalisasi

Para pendidik harus siap menghadapi tantangan globalisasi. Permasalahannya bukan bagaimana cara membendung  dampak  negatif  kemajuan  ilmu  pengetahuan dan teknologi di era globalisasi, melainkan bagaimana cara memanfaatkan globalisasi untuk memajukan berbagai aspek kehidupan bangsa. Caranya dengan menerapkan strategi pendidikan yang mampu menyiapkan anak memiliki nilai-nilai (values) yang dibutuhkan untuk bersaing di era globalisasi dan informasi.  Tidak  ada  salahnya  kita  belajar  dari  kebijakan Jepang yang sukses melahirkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing tinggi. Jepang menggariskan tiga konsep pembaruan pendidikan (Japanese Goverment Policies in Education, 1992)

1. Pertama, menekankan sistem belajar seumur hidup.

2. Kedua,   lebih    menekankan   pentingnya   perkembangan individu berkaitan sikap mental positif, rajin, tekun, bekerja keras, konstruktif, bertanggung jawab, dan setia

3. Ketiga, membuat struktur pendidikan yang dapat mengikutperubahan kontemporer, seperti internalisasi dan pembangunan ke arah masyarakat yang berorientasi informasi dan teknologi.


Pesatnya kemajuan informasi dan teknologi seharusnya mempercepat laju reformasi pendidikan di Indonesia. Reformasi pendidikan tingkat dasar dengan penguatan peserta didik untuk menghadapi persaingan global harus diupayakan secepatnya. Hal ini tidak bisa ditunda lagi, sebagai antisipasi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. (Reformasi Pendidikan Dasar, halaman 89). Pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama) dipandang penting  karena  pada  tingkat  ini  menentukan  daya  saing  di masa depan. Hal ini sesuai pendapat Lee Iacocca, “Bila pendidikan berhasil, orang juga akan berhasil.”

Lee Iacocca  menyatakan keprihatinannya tentang daya saing Amerika di pasar dunia tahun 2000. Iacocca menyatakan, “Kalau seorang anak Amerika tidak berhasil bersaing dengan anak Jepang atau Jerman waktu dia berusia 12 tahun, hampir pasti dia tidak akan mampu bersaing dengan mereka di pasar dunia ketika berumur 30 tahun.

Iacocca  mengatakan  bahwa  keterampilan  dasar  yaknbaca-tulis–hitung plus keakraban dengan komputer, perlu sekali. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama mendapat tugas paling penting dalam seluruh jenjang pendidikan. Maka pada usia inilah seharusnya ditumbuhkembangkan sikap dan jiwa aktif, kritis, kreatif, dan kemandirian.

Perkembangan     teknologi     informasi     menyediakan sumber informasi (sumber belajar) bagi siswa. Sekolah tidak lagi menjadi satu-satunya tempat belajar. Maka pendidikan dsekolah harus diselaraskan dengan berupaya sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat menjadi dasar bagi siswa untuk mengembangkan diri di luar sekolah. Pendidikan di sekolah harus berorientasi pada peningkatan kemampuan siswa untuk dapat menentukan diri yang mampu membuat banyak pilihan serta keputusan terbaik, selaras pengembangannya sebagai manusia unggul. Sukses tidaknya menjawab tantangan globalisasi, terkait sistem pendidikan dan kreativitas para pendidik. Pendidik yang kreatif akan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi bagi kemajuan pendidikan, tetapi bagi yang  tidak  siap  akan  menganggap  sebagai beban.  Faktanya tidak sedikit pendidik, terutama golongan tua, menjadi stres ketika harus menghadapi UKG online.

Penggunaan  internet sebagai  bukti  kecanggihan teknologi dapat dimanfaatkan meningkatkan kemajuan dunia pendidikan. Untuk menghindari dampak negatif penggunaan internet, siswa harus mendapat arahan benar, baik dari guru maupun orang tua. Agar penggunaan internet berfungsi maksimal dalam pendidikan (pembelajaran), Paul Suparno menyarankan:

1. Informasi yang tersedia dapat dipilih dan digunakan guruntuk memperoleh pengetahuan sesuai bidang yang dipelajari serta memperoleh metode pembelajaran lebih maju.

2. Baik  guru  maupun  siswa  dapat  memanfaatkan  internesebagai media komunikasi antarsiswa maupun guru dalam berbagai   kelompok   diskusi   yang   bernuans akademik bersama komunitas berbasis internet di seluruh dunia.

        Kita harus optimis menghadapi segala dampak kemajuan  teknologiera globalisasi. 

Pola pikir tradisional yang cenderung   melihat   sisi   negatif   harus   diarahkan   bahwa teknologi untukesejahteraan umat manusia. Paul Suparno dalam bukunya Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi, (Kanisius, Yogyakarta, 2001) menjelaskan bahwa:

Kemajuan    teknologi    yang    benar    dapat    membuamanusia makin maju dan menjadi manusia bernilai. Dalam kenyataan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sering membawa dampak negatif. Maka pembelajaran di sekolah harus dapat menjadikan siswa sadar dan kritis akan dampak negatif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar tidak terjerumus. Ilmu  pengetahuan dan teknologi dikembangkan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan. Dalam  konteks demikian, maka pembelajaran harus memberikan peluang cukup bagi para siswa mengaplikasikan bentuk pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pandangan   lama   yan mengagungkan   IQ   sebagai jaminan kesuksesan masa depan ternyata tak berlaku lagi di zaman sekarang. Ternyata IQ yang selama ini diagungkan sebagai jaminan sukses masa depan, tidak cukumengantisipasi masa depan yang kompleks. Di masa depan, informasi terbuka bagi setiap orang, keunggulan daya sainakan sangat ditentukan kecerdasan mendapatkan informasi secepat  mungkin,  menganalisis  dan  memanfaatkannya sebelum pesaing mereka. (Reformasi Pendidikan Dasar, halaman 90). Dengan  demikian dunia pendidikan di Indonesia harus mampu menyiapkan peserta didik menjadi sumber daya manusia berkualitas yang tidak hanya menguasai aspek intelektual, tetapi juga harus disertai aspek keterampilan dan kepribadian unggul, yang akan menjadi dasar sukses masa depan mereka. Semoga sumber daya manusia Indonesia memiliki daya saing unggul di masa depan.

 

 Catatan:

Artikel ini dimuat Majalah Media No.07/Th.XLIII/Sept. 2013