Minggu, 24 Oktober 2021

MENGAJAR SUKSES DI ERA GLOBAL

 

MENGAJAR  SUKSES DI  ERA  GLOBAL

Oleh: Budi Hantara, S.Pd.

           

            Mengajar sukses yang didambakan oleh setiap guru adalah apabila  berhasil mentransfer ilmu dan mampu mengoptimalkan potensi siswa agar memiliki kepribadian unggul dan mandiri. Sukses dalam mengajar hendaknya dinilai berdasarkan hasil-hasil yang mantap atau tahan lama dan yang dapat dipergunakan oleh siswa dalam hidupnya. Semakin dangkal pemahaman maka semakin sedikit ilmu yang berhasil ditransfer, sedangkan semakin dalam serta luas pemahaman, maka akan semakin besar kemungkinan ilmu yang ditransfer. Pembelajaran dengan pemikiran, penyelidikan, dan penemuan tentang problema yang sungguh-sungguh bermakna memberi pengertian, pemahaman atau insight yang menjamin adanya transfer. Jadi mengajar dengan sukses berarti memberi pelajaran sedemikian rupa sehingga terjamin adanya transfer.(J.Mursell dan Nasution, Mengajar Dengan Sukses, halaman 34-35). Dalam mengajar termuat juga pengertian untuk memandirikan siswa. Kemandirian siswa merupakan hasil sebuah proses. Mengajar yang baik akan memberi pengalaman yang membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif. Proses belajar yang baik memberi pengaruh yang baik pada perkembangan pribadi siswa. Siswa belajar berpikir kritis dan kreatif, belajar bekerja sama memecahkan masalah dan sebagainya. Proses pengajaran dan pendidikan di sekolah perlu didukung suasana yang kondusif agar siswa merasa kerasan dan nyaman mengikuti kegiatan belajar. Merasa kerasan berarti merasa aman, bebas berkembang sesuai dengan kemampuannya. Ada kebebasan, adapula tanggung jawab, dan tanggung jawab merupakan konsekuensi adanya kebebasan. Untuk menghadirkan suasana kebebasan, perlu berpegang pada visi dasar pendidikan yakni memanusiakan manusia. (Paul Suparno, 2001, Reformasi Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta, halaman 65).

            Mengajar sukses di era global tidaklah mudah. Walaupun guru sudah dinyatakan profesional dengan sertifikat guru profesioanal faktanya masih banyak yang mengeluh ketika menghadapi masalah di kelas. Oleh sebab itu memahami dan memecahkan masalah di kelas sangat diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan pengelolaan kelas yang baik. Pengelolaan kelas adalah ketrampilan bertindak seorang guru yang didasarkan kepada pengertian tentang sifat-sifat kelas dan kekuatan yang mendorong mereka bertindak. Selanjutnya berusaha untuk memahami dan mendiagnosa situasi kelas dan kemampuan untuk bertindak selektif serta kreatif untuk memperbaiki kondisi, sehingga dapat menciptakan situasi belajar dan mengajar yang baik.(DR. Made Pidarta, Pengelolaan Kelas, halaman 9). Pengelolaan kelas yang baik merupakan alat untuk mengembangkan kerjasama dan dinamika kelas yang stabil. Kondisi kelas yang stabil akan mampu mengatasi berbagai gangguan dan hambatan yang mungkin terjadi.

 

Pengelolaan Kelas Kunci Mengajar Sukses          

Pengelolaan kelas bukan sekedar mempertahankan ketertiban kelas, melainkan menemukan dan mengoptimalkan kemampuan dan bakat siswa. Fungsi pengelolaan kelas ditinjau dari analisis problem antara lain:

1.Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas. Dalam hal ini membantu dalam  pembagian tugas, pembentukan kelompok, membantu individu agar dapat bekerjasama dalam kelompok, dan membantu prosedur kerja.

2.Memelihara agar tugas-tugas dapat berjalan lancar.(Pengelolaan Kelas, hal. 10).

Siswa sebagai subyek utama hendaknya diberi peran yang besar dalam proses belajar mengajar. Visi dasar pendidikan yakni memanusiakan manusia bisa diwujudkan secara demokratis dalam kelas. Nilai-nilai demokratis bisa ditanamkan dari awal. Berdasarkan pengalaman, saya membuat norma/aturan bersama siswa pada hari  pertama setiap awal semester. Beberapa aturan dan sanksi yang kami sepakati bersama (guru dan murid) kemudian disampaikan (disosialisasikan) kepada orang tua untuk diketahui dan disetujui.  Hal ini perlu dilakukan mengingat orang tua memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Norma yang kami buat cukup sederhana dan jelas sehingga mudah dipahami oleh semua pihak. Misalnya siswa yang tidak mengerjakan tugas, diminta berdiri di depan kelas untuk minta maaf dan menjelaskan pada guru dan teman-temannya; “kenapa tidak mengerjakan tugas.” Selanjutnya sanksi yang dijatuhkan sesuai dengan norma yang telah disepakati pada awal semester, yaitu mengerjakan tugasnya 3 kali dan membuat pernyataan tidak akan mengulangi kesalahan. Pernyataan yang dibuat sebagai bagian dari sanksi harus mengetahui orang tua dan wali kelasnya dengan maksud agar orang tau dan wali kels ikut bertanggung jawab membimbing siswa yang telah melanggar norma. Cara ini ternyata cukup efektif untuk mendisiplinkan dan memupuk tanggung jawab siswa. Pengalaman ini membuktikan bahwa untuk menanamkan disiplin dan tanggung jawab, sebaiknya diciptakan norma. Norma tersebut disepakati oleh siswa dan guru dengan dukungan orang tua dan wali kelas. Siswa dilibatkan dalam membuat norma supaya nilai-nilai demokratis mulai dirasakan oleh mereka. Mula-mula direncanakan, lalu dicoba dilaksanakan, dinilai dan diperbaiki. Ide-ide, informasi, dan pendapat-pendapat murid perlu dimanfaatkan oleh guru. (Pengelolaan Kelas, halaman 51).

            Siswa yang diberi peran lebih besar akan merasa lebih dihargai sehingga menjadi lebih percaya diri dan enjoy.              Apabila kondisi siswa sedang enjoy, memiliki sikap empati yang tinggi, maka otak neokorteks (otak berpikir)  ini akan bekerja secara maksimal. Jika otak ini bekerja maksimal, maka capaian siswa pun akan maksimal. Dengan demikian, pembelajaran juga akan berlangsung lancar, dan siswa dapat mencapai hasil belajar secara optimal. (Tip Sukses Mengajar # 1)

Guru bisa mengajar sukses atau tidak bergantung bagaimana dalam mengambil peran  pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian sejak membuka pelajaran sampai menutup pelajaran harus dilakukan dengan baik. Membuka pelajaran menjadi salah satu kunci sukses tidaknya mengajar. Muksin, S.Sos.I. dalam paparannya seputar kiat sukses mengajar anak di kelas, berpendapat bahwa hal terpenting yang menentukan kesuksesan seorang guru dalam mengajar di kelas adalah kesuksesan dalam membuka kelas atau pelajaran. Ketika seorang guru sukses membuka pelajaran, maka ia akan lebih mudah untuk menyampaikan materi/pelajaran. Siswa pun akan bisa menerima pelajaran dengan baik.  Agar sukses membuka kelas, seorang guru perlu melakukan beberapa hal, yakni memfokuskan perhatian anak, menyampaikan salam secara antusias, dan melakukan penjajagan awal materi yang akan disampaikan. Sebelum menutup kegiatan belajar mengajar yang berjalan dengan enjoy, jangan lupa memberikan penguatan atau menyimpulkan. Penguatan diperlukan untuk menjamin terjadinya transfer pelajaran penting yang telah dicapai oleh siswa.

Era global mengharuskan guru untuk senantiasa meningkatkan kapasitasnya, berinovasi dan melakukan perubahan ke arah kemajuan. Guru-guru tidak perlu lagi menghukum atau mengancam muridnya. Mereka harus bekerjasama dengan anak-anak di dalam kelas untuk memperbaiki penampilan dan memperoleh prestasi anak-anak yang terbaik. Kompetensi guru bergantung kepada pengetahuannya tentang perilaku individu dalam organisasi kelas, pengertian tentang psikologi sosial organisasi kelas, dan wawasan dalam memberi fasilitas dan mempertahankannya.(Pengelolaan Kelas, halaman 83).

            Guru ideal yang mampu menjadi panutan bagi para siswa sangat diperlukan di era global ini. Menurut C. Sri Widayati guru di era global harus:

1.Memahami profesi guru sebagai panggilan hidup sejati (genuineness)

2.Selama proses pembelajaran mengupayakan positive reward, sehingga siswa  mampu melakukan self-reward.

3.Sikap guru bukan hanya simpatik, melainkan perlu berempatik

4.Menyadari bahwa sebagai guru era global hendaknya memiliki ability to be a learner (long life learning) dan bukan hanya berprofesi yang ambivalen. (Reformasi Pendidikan Dasar, halaman 29)

Bagi para guru, era global ini memberikan banyak kesempatan sekaligus tantangan. Diharapkan dengan dedikasi guru yang baik , bimbingan terhadap siswa menuju proses kemandirian dapat melahirkan output yang mandiri, berilmu dan memilki daya saing yang unggul.

 

Ngawi, 23 Pebruari 2012

Artikel ini dimuat Majalah Sketsa Pendidikan  edisi April 2012 dan telah diterbitkan dalam buku Kumpulan Artikel Pendidikan Guru Peka Zaman (Penerbit Sint Publishing, Semarang, 2019) 

Penulis Guru SMP Negeri 1 Ngawi

Alamat Kantor: Jl. Ronggowarsito no 1 Ngawi 63211

No HP. 082142365476

Tidak ada komentar:

Posting Komentar