Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Pesatnya perkembangan IPTEK ditandai dengan hadirnya teknologi canggih yang dapat membantu aktivitas manusia. Perkembangan IPTEK dapat memfasilitasi kegiatan usaha semakin lancar sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan. Namun demikian berkembangnya IPTEK juga menimbulkan dampak negatif. (Iwan Setiawan dkk, 2016, Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta, Kemendikbud, halaman 173). Penggunaan teknologi canggih pada zaman modern ini tak bisa kita hindari. Setiap individu bisa memanfaatkan teknologi secara bebas untuk berbagai kepentingan. Modernitas yang menawarkan kebebasan individual bila tak diimbangi dengan karakter individu yang baik bisa menimbulkan perilaku tidak terpuji. Banyak orang yang menyalahgunakan teknologi untuk mencapai tujuan tertentu. Ada pihak tertentu yang sengaja mencari keuntungan pribadi di tengah perubahan yang serba cepat. Hal ini terjadi pada semua lapisan masyarakat. Tingginya tingkat korupsi, dan rendahnya produktivitas pekerja menunjukkan bahwa karakter masyarakat Indonesia belum kuat. Doni Koesoema (2007:286) menyebutkan bahwa dunia pendidikan Indonesia mengalami penyakit kronis yang mengancam jiwa orang lain dan peserta didik.
Rabu, 10 Juni 2020
MENANAMKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN IPS
Pendidikan dapat mengambil peranan besar dalam pembentukan karakter peserta didik. Oleh sebab itu maka negara memiliki
kepentingan besar dalam bidang pendidikan, yaitu untuk mempersiapkan peserta
didik agar memiliki karakter yang kuat dalam rangka mencapai tujuan hidup
berbangsa dan bernegara. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU
Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan
rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi
dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai subsistem
pendidikan nasional memberi kontribusi penting dalam pembentukan karakter peserta
didik. Mata Pelajaran IPS diajarkan di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang baik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan
menitikberatkan pada pengembangan individu yang dapat memahami masalah-masalah
yang berada di lingkungannya, baik yang berasal dari lingkungan sosial maupun
lingkungan alam, selain itu dapat berpikir kritis dan kreatif, dan dapat
melanjutkan serta mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa, (Ilmu Pengetahuan
Sosial, Depdiknas, 2005, halaman 7). Sedangkan
karakter sebagai hasil dari pendidikan membawa arti penting dalam kehidupan di
masyarakat. Karena itu sangat penting memahami nilai karakter yang dilaksanakan
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Upaya Menanamkan Karakter
Peduli Lingkungan pada Peserta Didik
Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPS perlu
dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Pembelajaran diarahkan untuk merancang dan menerapkan
konsep IPS secara ilmiah dan bijaksana. Penyajian kegiatan pembelajaran yang belum menanamkan nilai-nilai karakter bangsa dapat
menimbullkan karakter peserta didik lemah dan mudah terbawa arus
globalisasi yang negatif serta kurang peduli dengan lingkungan sekitar (Permendiknas No. 24. 2006: 484-485).
Pengalaman pribadi saya sebagai guru IPS masih sering menemukan
peserta didik yang memiliki karakter kurang peduli terhadap lingkungan. Pelaksanaan
pembelajaran IPS
yang saya lakukan
di SMP
Negeri 1 Ngawi
masih mengalami hambatan dalam menanamkan
karakter peduli lingkungan pada peserta didik. Karakter peduli lingkungan peserta
didik, terutama kelas 7,
belum membudaya.
Hal ini bisa saya maklumi karena peserta didik kelas 7 berasal dari
berbagai latar belakang keluarga dan sekolah yang berbeda. Mereka perlu proses
untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. Supaya peserta didik
cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah maka perlu ada upaya untuk
melakukan sebuah tindakan nyata. Sebagai warga sekolah SMP Negeri 1 Ngawi yang
berpredikat sebagai sekolah Adi Wiyata tentunya harus memiliki karakter peduli
lingkungan. Dari
hasil observasi
pada bulan Juli – Agustus 2019, menunjukkan karakter peduli lingkungan peserta
didik kelas 7 masih rendah. Pendidikan
karakter peduli lingkungan yang rendah saat pengamatan dapat
dilihat dari kebersihan lingkungan kelas yang kotor dan tidak rapi. Kondisi ini
terjadi karena siswa
yang seharusnya piket membersihkan kelasnya masih ada yang terlambat dan tidak melaksanakan tugasnya. Rendahnya karakter peduli lingkungan jua bisa
dilihat pada saat kegiatan Sabtu bersih. Banyak peserta didik yang menghindar dari tanggung jawab membersihkan lingkungan kelasnya. Ada
pula yang melaksanakan kegiatan Sabtu bersih tetapi belum sesuai harapan.
Misalnya beberapa peserta didik belum memisahkan sampah organik dan non
organik ketika membuang sampah.
Bahkan masih ada siswa yang membuang bungkus makanan pada pot bunga di
depan kelas. Kebiasaan buruk peserta didik yang membuang bungkus makanan sembarangan
menunujukkan betapa rendahnya karakter peduli mereka pada lingkungan. Sikap kurang peduli lingkungan
tersebut mungkin disebabkan karena guru belum
menerapkan pendidikan karakter peduli lingkungan yang diintegrasikan dalam
pembelajaran, terutama pembelajaran IPS yang mengkaitkan dengan lingkungan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dan menanamkan karakter peduli
lingkungan dalam pembelajaran IPS, maka guru harus memberi teladan dalam bentuk
tindakan nyata. Berdasarkan pengalaman yang saya lakukan pada peserta didik,
khususnya kelas 7H SMP Negeri 1 Ngawi, terbukti menunjukkan perubahan positip.
Membimbing peserta didik kelas 7 yang masih kekanak-kanakan, sangat
mengesankan. Berdasarkan Kurikulum 2013, materi awal semester ganjil mata pelajaran
IPS kelas 7 tentang Manusia, Tempat dan Lingkungan. Materi ini sangat sesuai untuk
menanamkan karakter peduli lingkungan pada peserta didik.
Selama bulan Juli – Agustus 2019,
peserta didik saya ajak melakukan gerakan hidup bersih dan peduli lingkungan.
Pada awalnya saya ajak mengamati lingkungan sekitar kelas yang masih kotor.
Setelah melakukan pengamatan, peserta didik saya minta menuliskan pendapatnya
tentang lingkungan yang diamati. Pada umumnya peserta didik menyadari bahwa
lingkungan kelasnya kotor dan perlu dibersihkan. Selanjutnya saya memberikan
pengarahan secukupnya untuk ditindaklanjuti oleh peserta didik. Untuk
mempermudah pemantauan aktivitas siswa maka saya menggunakan beberapa
indikator. Indikator aspek karakter
peduli lingkungan yang saya gunakan sebagai berikut;
1. Menjaga lingkungan kelas supaya tetap
bersih,
2. Menjaga lingkungan kelas supaya tetap rapi,
3. Merawat tanaman asuh/menyiram bunga,
4. Membuang sampah pada tempatnya,
5. Melakukan usaha memperbaiki kerusakan di
lingkungan kelas.
Aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar, saya amati dengan
serius. Karena aktivitas peserta didik berpengaruh pada terbentuknya
pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada perubahan perilaku atau
karakter. Terbukti bahwa secara bertahap peserta didik yang saya bimbing
menunjukkan perubahan perilaku positip. Berdasarkan pengalaman tersebut maka
guru perlu memberi contoh konkrit dalam bentuk tindakan kepada peserta didik
untuk menanamkan karakter peduli lingkungan. Misalnya dengan cara menjaga kebersihan lingkungan kelas,
menjaga kerapian lingkungan kelas, merawat tanaman asuh/menyiram bunga,
membuang sampah pada tempatnya dan
melakukan usaha memperbaiki kerusakan lingkungan. Peserta didik dapat
meningkatkan kerjasama melalui diskusi kelompok sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal.
Bagi guru mata pelajaran IPS sebaiknya berusaha menanamkan karakter
peduli lingkungan secara terintegrasi dengan materi pembelajaran IPS yang
sesuai. Kegiatan ini harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga menjadi
kebiasaan yang melekat pada setiap pribadi peserta didik. Proses seperti ini
bermanfaat untuk menanamkan karakter peduli lingkungan. Semoga upaya
meningkatkan karakter peduli lingkungan ini dapat dikembangkan lebih lanjut,
oleh guru maupun pengembang pendidikan lainya, sehingga karakter peduli
lingkungan peserta didik membudaya di sekolah.
Ngawi, 9 Juni 2020
Penulis Guru SMP Negeri 1 Ngawi
Alamat Kantor: Jl. Ronggowarsito no 1 Ngawi 63211
No HP. 082142365476
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar